Peran Filsafat Menghadapi Masa Depan
Filsafat
merupakan induk dari ilmu. Filsafat adalah mariner yang merupakan pioner dari
ilmu,baik ilmu alam maupun ilmu sosial. Filsafat membawa manusia untuk berpikir
ilmiah untuk mecari kebenaran tentang apa-apa yang ada di alam semesta. Sir
Francis Bacon dalam Mufid menyatakan bahwa filsafat adalah induk agung dari
ilmu-ilmu. Tugas filsafat menurut Socrates (dalam Suriasumantri) bukan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang timbul di dalam kehidupan, melainkan mempersoalkan
jawaban yang diberikan. Kemajuan manusia dalam berfilsafat bukan saja diukur
dari jawaban yang diberikan, namun juga dari pertanyaan yang diberikan.
Filsafat mempelajari masalah sedalam-dalamnya, dan hasil kajiannya merupakan
dasar eksistensi ilmu.
Sesuatu
dikatakan ilmu jika bersifat pengetahuan yang sistematis, dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, mempunyai aturan-aturan, mempunyai metode-metode,
dapat dipertanggung jawabkan, dan tentunya berguna bagi manusia itu sendiri.
Menurut Suriasumantri ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang mempunyai
ciri-ciri tertentu yang membedakan ilmu itu dengan pengetahuan-pengetahuan
lainnya. Filsafat sebagai landasan berpikir manusia akan alam semesta,
mempengaruhi apa-apa yang akan dilakukan oleh manusia itu sendiri.
Kegiatan-kegiatan yang bersifar keilmuan dilandasi oleh filsafat, sehingga
filsafat memberikan pengaruh besar terhadap penyelesaian berbagai masalah yang
terjadi. ilmu berasal dari filsafat sebagai induk dari semua ilmu dan
pengetahuan yang berdasarkan pada kekaguman atau keheranan yang mendorong rasa
ingin tahu untuk menyelidikinya, kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan
Dalam
perkembangannya, filsafat banyak memberikan kontribusi besar terhadap
penemuan-penemuan baru atau ilmu-ilmu baru. Sebut saja filosof Thales yang
mengkaji asal usul alam. Dia mengatakan alam berasal dari air, karena menurut
pemikirannya air adalah unsur penting dalam kehidupan. Filosof lainnya,
Pythagoras berpendapat bahwa bilangan adalah unsur utama dari alam dan menjadi
ukurannya, sehingga ia menciptakan rumus-rumus dalam matematika. Puncaknya
yaitu filosof Aristoteles yang menyatukan filsafat dalam satu sistem yaitu
logika, matematika, fisika, dan metafisika. Di kalangan filosof islam, sebut
saja ibnu sina yang memberikan kontribusi besar terhadap dunia kedokteran. Al
Farabi dalam bukunya yang sudah diterjemahkan ke bahasa Eropa, De Divisione
Philosophae. Buku ini banyak membahas ilmu-ilmu baru yaitu ilmu
kimia, optik, dan geologi. Ibnu khaldun juga filosof yang berkontribusi pada
ilmu geometri, trigonometri, surveying tanah, dan optik.
Perkembangan
ilmu begitu luas yang di dalamnya tentu terdapat campur tangan filsafat.
Filsafat memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan zaman. Tanpa
filsafat, maka manusia hanya akan mengenal alam yang itu-itu saja. Tidak ada
ilmu baru, pengetahuan itu-itu saja, hanya mengandalkan mitos. Tanpa filsafat,
tidak mungkin ada internet, komputer, lampu, listrik, televisi, handphone, dan
lain sebagainya. Bahkan bisa dikatakan, bahwa kemajuan atau perkembangan dunia
ini sangat dipengaruhi filsafat, karena filsafat lah yang melahirkan ilmu untuk
kepentingan manusia. Namun, di abad modern sekarang ini, beberapa masalah
muncul dan bahkan merugikan manusia itu sendiri. .
Ilmu
memang terus berkembang dan berkembang tiada batas. Dalam dunia pendidikan
misalnya, muncul ilmu baru yakni multiple intellegence yang dipopulerkan oleh
Howard Gardner pada 1970-1980-an. Ilmu mendorong manusia untuk menciptakan
sesuatu yang baru berupa teknologi. Teknologi nantinya diharapkan membantu
manusia itu sendiri dalam kegiatannya. Dengan kata lain, menguntungkan manusia.
Contohnya saja, teknologi nuklir. Pada dasarnya teknologi ini dibuat agar
membantu manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan listrik, dan lainnya. Namun di
tangan ilmuan yang tidak memperdulikan moral, maka teknologi ini pada akhirnya
justru digunakan untuk menghancurkan manusia itu sendiri.
Di
bidang informasi, ilmu informatika begitu berkembang pesat akhir-akhir ini.
Munculnya smartphone (ponsel pintar) merupakan inovasi dari
teknologi informatika. Smartphone yang pada dasarnya dibuat membantu manusia
melakukan pekerjanaan-pekerjaan agar lebih efektif dan efisien. Namun
kenyataannya, di tangan siswa pelajar atau anak muda, justru menjadi “pembunuh”
sikap sosialis. Interaksi secara langsung menjadi berkurang, karena asyik ber
“media sosial” di dunia maya dengan smartphonenya itu. Alhasil sikap-sikap
sosial terus semakin berkurang, dan kepedulian terhadap sekitar semakin
berkurang pula. Bahkan sudah mencapai tingkat memprihatinkan. Siswa menjadi
tidak fokus dalam belajar, alhasil hasil belajarnya menjadi menurun.
Dalam
dunia medis, ilmu kedokteran begitu maju pesat. Salah satunya adalah teknologi
merubah kelamin. Dahulu, orang berpikir, tidak akan mungkin manusia bisa
mengganti kelamin. Namun, seiring berkembangnya ilmu, maka sesuatu yang
dahulunya tidak mungkin menjadi mungkin. Teknologi ini dianggap kontroversi
lantaran merubah kelamin merupakan melanggar takdir Tuhan, mempermainkan
ciptaan Tuhan dan lain sebagainya. Dalam dunia kimia, dengan ilmu manusia bisa
membuat sintesis (tiruan) warna, rasa, bau, dan sebagainya. Sintesis ini
tentunya digunakan untuk meringankan manusia akan ketergantungan dengan sumber
daya alam. Namun, di tangan oknum yang tidak bertaggung jawab, sistesis yang
diberikan/ditambahkan pada makanan, minuman, atau sejenisnya melebihi batas
normal, sehingga sangat merugikan manusia itu sendiri.
Dalam
bidang fisika, sekarang sedang dikembangkan bagaimana suatu objek bisa
menghilang. Dahulu, ini mungkin hanya ada dalam mitos atau film fiksi ilmiah.
Namun, kemungkinan tidak lama lagi, jika penelitian berhasil, maka menghilang
bukanlah suatu yang mustahil. Dalam bidang biologi, khususnya rekayasa genetik,
manusia bisa menumbuhkan embrio (calon bayi) dari sel manapun bagian dari tubuh
inang. Sedangkan sebelumnya, manusia hanya mengenal, bahwa embrio hanya akan
ada, jika bertemuanya sel telur dan sperma. Ini semua adalah hasil dari
pemikiran atau berfilsafat manusia, sehingga hasil pemikiran tersebut menjadi
pengetahuan, dan kemudian ke tahap yang lebih sistematis, yaitu ilmu. Ilmu
mampu mengubah wajah dunia, sehingga bisa dikatakan bahwa masa depan dunia,
bermula dari filsafat.
Ada
pernyataan kontroversial yang dilontarkan oleh seorang fisikawan yang terkenal
abad modern, yaitu Steven Hawking. Belum lama ini ia mengatakan bahwa ilmu
lebih pasti dari pada Tuhan. Tentu pernyataan beliau ini begitu membuat
masyarakat atau bahkan ilmuan sekalipun tercengang. Pernyataan beliau tentunya
melukai atau membuat geram orang-orang yang percaya terhadap Tuhan yang memang
diyakini oleh hampir seluruh umat manusia. Ia juga mengatakan bahwa pikiran
manusia tiada batas. Ia seolah-olah memandang bahwa ilmu itu ada bukan karena
Tuhan. Ilmu adalah suatu bentuk ciptaan Tuhan. Manusia tidak menciptakan ilmu,
melainkan mengungkapkan dan mencari ilmu. Tentunya ini bertentangan dengan
pendapat para filosof yang meyakini bahwa ilmu berasal dari wahyu (perkataan
Tuhan yang disampaikan kepada utusan). Nampaknya ia terlena dengan konsep bahwa
ilmu hanya diperoleh lewat pengalaman (empiris). Sebenarnya sah-sah saja ia
mengatakan bahwa ilmu lebih pasti daripada Tuhan, namun pernyataan ini menjadi
bumerang baginya, karena menentang jutaan atau mungkin miliyaran kepercayaan manusia.
Sumber-sumber
ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh filsafat, hendaknya dijalankan secara
bersamaan. Artinya tidak bisa hanya merujuk pada satu sumber. Bagian-bagian
ilmu yang tiga (ontologi, epistmologi, dan aksiologi) mestinya juga dipahami
dengan baik.ontologi berusaha untuk menjawab “apa”, epistemologi berusaha
bagaimana cara mendapatkan pengetahuan, sedangkan yang tidak kalah penting
adalah aksiologi yang menyatakan guna/manfaat dari ilmu itu sendiri yang
bernilai mencakup di dalamnya etika dan estetika.
Filsafat
mengajarkan manusia mencari pengetahuan berupa kebenaran yang tetap
berlandaskan pada etika, melihat baik buruk akibatnya.
Ada
beberapa Tantangan–Tantangan Yang Dihadapi Masa Depan
1. Pendidikan
Global
2. Perubahan
Global
3. Kesenjangan
Kemajuan IPTEK dan Prestasi Pendidikan serta HDI
4. Perubahan
tata kehidupan
5. Kependudukan
Dan Ketenagakerjaaan
Sumber:
Zainal
Abidin, memahami manusia melalui filsafat.
Suriasumantri,
Jujun S. 1983. Ilmu dalam Perspektif. Jakarta : PT. Gramedia.
Faizah,
Hasnah AR. 2011. Filsafat Ilmu. Pekanbaru : Cendekia Insani.
Faizah,
Hasnah AR. 2011. Filsafat Ilmu. Pekanbaru : Cendekia Insani.
Bakhtiar,
Amsal. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Press
Rahman,abdul.wacana
filsafat ilmu. Terbitan pertama 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar