Selasa, 20 Desember 2016

Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran

Perubahan merupakan sesuatu yang harus terjadi pada bidang pendidikan. Perubahan yang terjadi adalah pergantian kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumnya. Dalam rangka menerapkan pendidikan yang bermutu, pemerintah telah menerapkan kurikulum tahun 2013 untuk diterapkan pada sekolah/madrasah. Penerapan kurikulum ini tentu dilakukan secara bertahap. Ada banyak kompenen yang melekat pada kurikulum tahun 2013 ini. Hal yang paling menonjol adalah pendekatan dan strategi pembelajarannya. Guru masih memahami dan menerapkan pendekatan dan strategi kurikulum yang sebelumnya. Hal ini perlu ada perubahan mindset dari metodologi pembelajaran pola lama menuju pada metodologi pembelajaran pola baru sesuai dengan yang diterapkan pada kurikulum tahun 2013. Tidak semua guru bisa menerima pergantian kurikulum ini. Guru yang baik adalah guru yang mau menerima perubahan, melakukan pertumbuhan, dan perkembangan dalam dunia pendidikan.

Mengamati atau (observing)

Kegiatan pertama pada pendekatan ilmiah pada langkah pembelajaran mengamati/ observing. Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar. Dengan metode observasi, siswa akan merasa tertantang mengeksplorasi rasa keingintahuannya tentang fenomena dan rahasia alam yang senantiasa menantang. Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung pada objek yang akan dipelajari sehingga siswa mendapatkan fakta berbentuk data yang objektif yang kemudian dianalisis sesuai tingkat perkembangan siswa. Item yang dianalisis siswa kemudian digunakan sebagai bahan penyusun evaluasi bagi siswa. 

Menanya (Questioning) 

Kegiatan belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (mulai dari pertanyaan faktual sampai kepertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan untuk merumuskan pertanyaan yang untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Pada kegiatan pembelajaran ini, siswa melakukan pembelajaran bertanya. 

Bertanya merupakan salah satu pintu masuk untuk memperoleh pengetahuan. Karena itu, bertanya dalam kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Demikian pula, bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran ingquiri. Yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. 

Mengumpulkan informasi

Merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu, peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas wawancara dengan narasumber dan sebagainya. 

Pada kegiatan menanya ini, peserta didik diharapkan dapat mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan gambar yang ada. Jika peserta didik mengalami kesuitan dan mengungkapkan pertanyaan, maka guru dapat memberikan panduan pertanyaan awal untuk kemudian dilanjutkan oleh peserta didik yang lain. 

Mengasosiasikan/mengolah informasi/menalar (Associating)

Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasikan untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meskipun penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. 

Mengomunikasikan pembelajaran

Pada pendekatan saintifik, guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Pada tahapan ini, diharapkan peserta didik dapat mengomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama 

Pada kurikulum sebelumnya, proses pembelajaran di kelas masih masih kurang mendapatkan perhatian. Belum semua guru melakuakn inovasi pada kegiatan inti pembelajaran. Hal yang terdengar masih membingungkan pada kurikulum 2013 adalah kegiatan inti pembelajaran. Dalam dunia pendidikan, kegiatan inti pembelajaran sering disebut dengan methodology. Bagi semua pemegang kebijakan serta semua pelaksana pendidik sangat penting untuk melihat metodologi pembelajaran pada kurikulum tahun 2013. Metodologi ini menggamit pendekatan dan strategi pembelajaran.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pengertian pendekatan adalah (1)proses, perbuatan, cara mendekati; (2) usaha dalam rangka aktivitas pengamatan untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah pengamatan.

Sesuai dengan standar kompetensi lulusan, sasaran pembelajran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang di elaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda.

Pengertian pendekatan saintifik, implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengedintifikasi atau menemukan masalah). Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses, seperti mengamati, mengklafikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan.

Pendekatan subjek akademis dalam pengembangan kurikulum atau program pendidikan didasarkan pada sistematisi disiplin ilmu masing-masing. Setiap ilmu pengetahuan memiliki sistematisi tertentu yang berbeda dengan sistematisi ilmu lainnya. 

Pendekatan humanistik dalam pengembangan kurikulum bertolak dari ide “memanusiakan manusia”. Penciptaan konteks yang akan memberi peluang manusia untuk menjadi lebih human, untuk mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar pengembangan program pendidikan humanistik. 

Pengembangan kurikulum atau program pendidikan dengan menggunakan pendekatan teknologis bertolak dari analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas tertentu.

Agar pendidikan dapat memenuhi harapan dalam meningkatkan pencapaian hasil yang memadai dan mempersiapkan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas, maka terdapat tiga unsur yang sangat menentukan dalam proses pendidikan dan pembelajaran, yakni siswa, guru, dan kurikulum. Salah satu unsur tersebut adalah guru yang merupakan ujung tombak dalam memberikan proses pembelajaran kepada siswa. Melalui guru proses tranformasi dan penanaman nilai-nilai ilmu pengetahuan kepada siswa yang berlangsung. Oleh karena itu, pencapaian kualitas hasil pendidikan kerap kali ditentukan oleh kemampuan guru dalam menguasai bahan ajar/materi pelajaran dan mewujudkan peran-perannya dalam menjalankan proses pembelajaran kepada siswanya itu. 

Guru bukan hanya dituntut memiliki pengetahuan dan kemampuan mengajar, tetapi mewujudkan kompleksitas peranan sesuai dengan tugas dan fungsi yang diembannya serta kreatif. Harus dihindarkan peran guru yang cenderung mendominasi proses pembelajaran dan kurang kreatif yang dicerminkan melalui sikap pasif siswa, sebaliknya menimbulkan keterlibatan dan perilaku aktif siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk itu, sudah selayaknya siswa tidak lagi dianggap sebagai objek pembelajaran oleh guru, melainkan sebagai subjek pembelajaran. Peran yang perlu diwujudkan oleh guru, melainkan sebagai subjek pembelajaran. Peran yang perlu diwujudkan oleh guru adalah sebagai mitra kesejajaran dengan siswa, pimpinan tim, pembimbing, dan fasilitator.

Sumber:
M. Hosnan. 2014. Pendekatansaintifikdan Konseptual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor. Ghalia Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar