Minggu, 25 Desember 2016

Konsep pemikiran Belajar Seumur Hidup

Intuisionisme adalah system etika yang tidak mengukur baik atau buruk suatu perbuatan berdasarkan hasilnya tetapi berdasarkan niat dalam melaksanakan perbuatan tersebut. Menurut John M. Echols (1997:329) intuisionisme berasal dari perkataan Inggris yaitu intuition yang artinya gerak hati. Maksudnya adalah bahwa manusia memiliki gerak hati atau disebut hati nurani. Gerak hati mampu membuat manusia melihat secara langsung suatu perkara benar atau salah, jahat atau baik, buruk atau baik secara moral. Ia dirujuk sebagai suatu proses melihat dan memahami masalah secara spontan juga merupakan satu proses melihat dan memahami suatu masalah secara intelek. Pengetahuan intuitif ini merupakan pengetahuan langsung tentang suatu hal tanpa melalui proses pemikiran rasional. Namun kemampuan seperti ini bergantung kepada usaha manusia itu sendiri.

Secara fisik organ yang berkaitan dengan gerak hati atau intusi tidak diketahui secara jelas. Sebagian ahli filsafat menyebutnya sebagai jantung dan ada juga yang menyebutnya otak bagian kanan. Pada praktiknya intuisi muncul dalam bentuk pengetahuan yang tiba-tiba hadir dalam sadar tanpa melalui penalaran yang jelas, tidak analitik dan tidak selalu logik. Intuisi bisa muncul tanpa kita rencanakan apakah ketika santai ataupun tegang, ketika diam ataupun bergerak. Dengan kata lain pemikiran intuisionis ialah sejenis pengetahuan yang lebih tinggi dan berbeda dengan yang diperoleh secara individu. Kemunculan ide yang meledak secara tiba-tiba dalam memberikan tafsiran terhadap sesuatu perkara boleh dikaitkan dengan aliran pemikiran ini.

Intuisi disebut juga sebagai ilham atau inspirasi. Meskipun pengetahuan intuisi hadir begitu saja secara tiba-tiba, namun ia juga tidak terjadi kepada semua orang melainkan hanya jika seseorang itu sudah berfikir keras mengenai suatu masalah. Ketika seseorang sudah memaksimalkan daya fikirnya dan mengalami tekanan , lalu dia mengistirahatkan pikirannya dengan tidur atau bersantai, maka saat itulah intuisi berkemungkinan akan muncul. Bahkan intuisi sering disebut separo rasional atau kemampuan yang berbeda pada tahab yang lebih tinggi dari rasional dan hanya berfungsi jika rasio telah digunakan secara maksimal namun menemui jalan buntu.

Hati bekerja pada tempat yang tidak mampu dijangkau oleh akal yaitu penggalaman emosional dan spiritual. Kelemahan akal adalah karena ia ditutupi oleh banyak perkara. Menurut Immanuel Kant (1724:1804) akal tidak pernah mampu mencapai pengetahuan langsung tentang sesuatu perkara. Akal hanya mampu berpikir perkara yang dilihat terus (fenomena) tetapi hati mampu menafsir suatu perkara dengan tidak terhalang oleh perkara apapun tanpa ada jarak antara subjek dan objek.

Hati dapat memahami pengalaman-pengalaman khusus, misalnya pengalaman eksistensial, yaitu pengalaman hidup manusia yang dirasakan langsung, bukan yang telah ditafsir oleh akal. Akal tidak dapat mengetahui rasa cinta, tetapi hatilah yang merasakannya. 

Keutamaan hati sebagai sumber pengetahuan yang paling banyak dipercayai dibanding sumber lain. Pengetahuan ini disebut intuisionisme. Sebagian besar ahli filsafat muslim mempercayai kelebihan hati dibandingkan dengan akal. Salain itu terdapat juga sumber pengetahuan lain yang disebut wahyu.

Intuisionisme dikembangkan di barat Henri Bergson. Dalam tradisi filsafat barat, pertentangan keras terjadi antara aliran empirisme dan rasionalisme. Pada awal abad ke-20, Empirisme masih menguasai pemikiran positivisme dalam ilmuwan barat. Pada filsafat pemikiran islam terjadi juga pertentangan antara aliran rasionalisme dan intuisionisme. Pada umumnya penilaian positif dari para ahli filsafat muslim terhadap intuisi bahwa mereka memberikan status yang kuat pada wahyu sebagai sumber pengetahuan yang lebih sahih daripada Rasionalisme.

Meski dimiliki oleh semua orang, kadar kekuatan intuisi ini tentu saja berbeda-beda. Ada yang merasakannya sangat kuat, ada juda yang samar-samar. Biasanya kaum wanitalah yang intuisinya relative lebih peka. Keberadan intuisi sebenernya tidak jauh berbeda dengan bintang dilangit, ketika siang hari kita tidak bisa melihat keberadaannya karena terangnya cahaya matahari membuat mata kita tergoda untuk memandang objek yang lain. Tapi saat datang kegelapan barulah keberadaan bintang-bintang tersebut dapat kita lihat karena objek yang lain tidak terlihat. Dengan kata lain,untuk merasakan intuisi sebagai kekuatan terselubung, dibutuhkan situasi yang khusus, yaitu ketika mata batin lebih terfokus karena tidak terganggu oleh objek penglihatan yang lain. Namun focus dan tidaknya kekuatan itu salalu ada dalam diri setiap orang. Tinggal bagaimana menyelaminya untuk kemudian memanfaatkannya dalam kehidupan.

Sumber:


prwansabditama.blogspot.com/2009/01/aliran-filsafat-modern.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar