Minggu, 11 Desember 2016

Implemetasi Filsafat Penidikan Post-modernisme

Aliran post-modernisme muncul diawali dengan teori dialogis Bakhtin yang disusun pada tahun 1920. Kemudian berkmebnag pesat sekitar tahun 1970. Tokoh post-modernisme antara lain , Michel Foucault dengan yang utama adalah penggunaan analisis diskursus untuk memahami kekuasaan yang tersembunyi di balik pengetahuan.

Kemunculan post-modernisme dalam wacana pemikiran manusia menjadisesuatu yang sangat menarik untuk dikaji. Bukan hanya karena kehadirannya yang membawa pesan-pesan kritik untuk meninjau ulang tradisi yang selama ini diyakini kebenarannya oleh masyarakat luas, namun kehadirannya juga memberikan warna baru bagi dunia pendidikan di Indonesia. post-modernisme juga mengkaji ulang setiap kebenaran yang diterima dengan apa adanya. Sehingga masyarakat dikagetkan dengan temuan baru, konsep baru mengenai realitas.

Pada mulanya, gerakan postmodernisme muncul sebagai kritik atas kegagalan kehidupan modernitas dalam menciptakan situasi sosial yang lebih baik, kondusif dan berkeadilan sosial (Ritzer, 2003 : 31) .Hal ini dikarenakan filasafat posmodernisme memiliki anggapan bahwa modernisme membuat manusia kehilangan individualitas –kemandirian & konsep diri (Denzin;1986).

Post-modernisme merupakan paham yang menolak modernisme, karena modernisme menganggap adanya kebenaran yang universal bagi semua manusia. Sedangkan aliran post-modernisme menganggap bahwa tidak ada kebenaran yang universal bagi semua manusia. Berdasarkan dari penjelasan dari diatas tentang postmodernisme, dapat diketahui dimana pengaruh filsafat ini terhadap dunia pendidikan. Dalam post-moderinsme, pendidikan tidak lagi dipahami sebagai suatu proses mentransfer ilmu yang hanya dapat dilakukan di sekolah. Guru tidak lagi dipandang sebagai satu-satunya sumber pengetahuan. Guru berperan sebagai pembelajar dan juga praktisi. Guru juga harus mampu membimbing anak untuk mampu mengemban tanggung jawab sosial maupun pribadi. praktek-praktek pendidikan tidak harus dilakukan disekolah, melainkan juga diperankan oleh masyarakat melalui alternatif pendidikan lain maupun pendidikan-pendidikan yang dilakukan di luar sekolah. Tujuan pendidikan menurut post-modernisme adalah mengembangkan identitas siswa yang memungkinkan mereka untuk mem-perjuangkan hak asasi dan melawan ketidakadilan. contoh sekolah

Kelebihan post-modernisme

Postmodernisme mendorong rasa tanggung jawab personal, sosial dan ekologi yang tidak ada pada pendekatan pendidikan lainnya.

Perhatian pada alam politis (bagaimana power, history, dll) dalam pendidikan. Sehingga anak-anak akan menjadi kritis akan persoalan sosial yang terjadi di masyarakat dan ada kemungkinan mereka mau berusaha untuk mencari solusi dari permasalahan-permasalahan sosial. Anak didik juga menjadi peka terhadap isu-isu sosial.

Penekanan mereka tentang usaha membantu siswa untuk mengemban tanggung jawab diri dan sosial. Rasa tanggung jawab yang dikembangkan tinggi sehingga kepedulian mereka terhadap masyarakat juga tinggi.

Perhatian akan pendidikan moral dan etika menambah dimensi penting dalam proses pembelajaran komunitas.

Kekurangan Post-modernisme

Pandangan postmodernisme sendiri masih ambigu dan simpang siur terkait apakah pandangan ini merupakan suatu pandangan baru setelah era modernisme ataukah hanya merupakan suatu bentuk kritik terhadap postmodernisme.

Sumber:
Buku Komunikasi Mahasiswa Pembimbing Akademik Fakultas Kedokteran UI (2005) 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar