Minggu, 11 Desember 2016

Landasan Filosofis Pembelajaran Tematik


Setiap pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Dasar, seorang guru harus mempertimbangkan banyak faktor. Secara filosofis, kemunculan pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat, yaitu: (1) Progresivisme, (2) Konstruktifisme, dan (3) Humanisme.

Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah dan memperhatikan pengalaman siswa-siswi.

Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa-siswi sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuan melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada siswa, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa, pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.

Aliran humanisme melihat siswa dari segi: (a) keunikan/kekhasannya, (b) potensinya, dan (c) motivasi yang dimilikinya. Siswa selain memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan. Implikasi dari hal tersebut dalam kegiatan pembelajaran yaitu: (a) layanan pembelajaran selain bersifat klasikal, juga bersifat individual, (b) pengakuan adanya siswa yang lambat (slow learner) dan siswa yang cepat, (c) penyikapan yang unik terhadap siswa baik yang menyangkut faktor personal/individual maupun yang menyangkut faktor lingkungan sosial/kemasyarakatan.

Berdasarkan landasan filosofi yang telah dijelaskan di atas kita dapat pahami bahwa secara fitrah siswa memiliki bekal atau potensi yang sama dalam upaya memahami sesuatu. Sehingga Implikasi wawasan tersebut dalam kegiatan pembelajaran yaitu:
  1. Guru bukan merupakan satu-satunya sumber informasi
  2. Siswa disikapi sebagai subjek belajar yang secara kreatif mampu menemukan pemahamannya sendiri
  3. Dalam proses pembelajaran, guru lebih banyak bertindak sebagai model, teman pendamping, pemberi motivasi, penyedia bahan pembelajaran, dan aktor yang juga bertindak sebagai siswa (pembelajar).
Sedangkan dilihat dari motivasi dan minat, siswa memiliki ciri tersendiri. Implikasi dari pandangan tersebut dalam kegiatan pembelajaran yaitu:
  1. Isi pembelajaran harus memiliki manfaat bagi siswa secara actual
  2. Dalam kegiatan belajarnya siswa harus menyadari penguasaan isi pembelajaran itu bagi kehidupannya
  3. Isi pembelajaran perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan, pengalaman, dan pengetahuan siswa.
Sumber:
http://jeperis.blogspot.com/2007/06/pembelajaran-tematik.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar