Minggu, 11 Desember 2016

Implementasi Filsafat Pendidikan Marxisme

Pendidikan merupakan proses pembelajaran seumur hidup dimana pengalaman belajar ini dapat berlangsung di segala tempat. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mensejahterakan kehidupan manusia. Menurut UU SISDINAS No. 20 tahun 2003 pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Karl Marx menyatakan bahwa pendidikan merupakan sebuah keharusan bagi manusia agar manusia mampu memiliki kepribadian berkembang. Pendidikan membimbing seseorang untuk mampu berkembang. Sehingga setiap orang berkeinginan untuk memperoleh pendidikan baik itu dari kaum yang berpunya maupun yang tidak berpunya.

Aliran Marxisme dalam filsafat pendidikan berpendapat bahwa baik kaum buruh maupun kaum pemilik modal, kedua-duanya berhak mendapatkan pendidikan yang layah guna membantu mereka manusia meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Marxisme menghendaki perubahan dari kapitalisme menjadi sosialisme dimana setiap orang mendapatkan hak yang sama, tidak ada marjinalitas. Marxisme menolah strata sosial yang ada dalam masayarakat. Contoh sederhananya adalah sekolah-sekolah swasta di Indonesia mengenakan biaya pendidikan sekolah yang mahal. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa masuk sekolah tersebut, karena sumbangan dana terbesar adalah dari orang tua murid yang memiliki modal banyak. Sehingga fasilitas di sekolahpun hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang mampu membayar mahal dan sekolah di serta mendapat pendidikan yang layak untuk kelompok orang tertentu. Model sekolah dan model pendidikan yang seperti ini yang ditolak oleh aliran marxisme dalam pendidikan.

Penjelasan tentang marxisme tersebut mengantarkan kita pada pengertian bahwa setiap lapisan masyarakat hendaknya mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang layak dan setara. Sehingga tujuan dari pendidikan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan manusia dapat tercapai.

Seorang pendidik menurut aliran marxisme adalah mereka yang berpendidikan dan mengajarkan pendidikan kepada peserta didik agar taraf hidup manusia meningkat, marxisme mengkritik pendidik yang mempertahankan status quo mereka dalam melakukan pengajaran kepada peserta didik. Sedangkan peserta didik menurut marxisme adalah mereka yang berasal darikaum buruh maupun dari kaum pemilik modal yang mendapat materi dan pendidikan yang setara dan juga adil. Dalam pandangan Marx, sistem pendidikan itu keliru jika hanya melakukan pengajaran dan pendidikan hanya untuk memenuhi kepentingan orang-orag borjuis sedangkan dari kaum proleter tidak mendapatkan pendidikan sebagaimaa seharusnya. Dalam pendidikan yang menganut filsafat pendidikan marxisme, tujuan pendidikan adalah membangun karakter karakter manusia yang unggul, suatu kondisi mental yang dibutuhkan untuk membangun suatu masyarakat yang adil, sejahtera dan berpihak pada kaum yang tertindas. Tujuan pendidikan yang lain menurut Marxisme adalah masyarakat harus beralih dari kapitalisme ke sosialisme, membentuk sebuah kesadaran sosialis dan masyarakat sosialis serta berupaya ini meningkat dengan memberikan pendidikan untuk mengembangkan kesadaran sosialis pada manusia

Kelebihan Aliran Marxisme
  1. Pendidikan dapat berjalan secara merata. Baik kaum buruh maupun pemilik modal semua memiliki peluang untuk memperoleh pendidkikan.
  2. Pengurangan terhadap marjinalitas dalam masyarakat.
  3. Menumbuhkan manusia-manusia unggul yang nantinya menjadi penyangga kemajuan suatu masyarakat.
Kekurangan Aliran Marxisme
  1. Marxisme memberikan pandangan tentang perubahan sosial dan menawarkan berbagai pandangan mengenai tujuan dari tindakan manusia untuk mencapai perubahan. Hal ini menggambarkan suatu kondisi dimana segala sesuatu seolah belum teratur dan perlu untuk diperbaiki.
  2. Marxisme membawa pelajar pada kebutuhan mendesak untuk aktifitas rasional dan tanggung jawab sosial yang dibutuhkan untuk keberadaan manusia yang lebih layak
  3. Marxsisme dan Neo-Marxis sama-sama menunjukkan kurangnya kepekaan terhadap perubahan positif ekonomi industri non socialist yang telah dialami.
Sumber:
Ozman, Howard. A & Craver, Samuel m. (1990) : Philosophical Foundations of Education. Prentice-Hall: New Jersey

Tidak ada komentar:

Posting Komentar